GAMBARAN KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA DARI ORANG TUA YANG MENGALAMI PERCERAIAN
Main Article Content
Kasus perceraian tidak memberikan dampak pada pihak yang bercerai saja, namun juga bagi anak-anak mereka. Peristiwa perceraian orang tua pasti memberikan dampak bagi remaja yang berpotensi memberikan dampak pada kehidupan sosial mereka. Peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana kemampuan remaja dari orang tua yang bercerai dalam berhubungan dengan orang lain melalui bagaimana kemampuan interpersonal remaja untuk berhubungan dengan orang lain. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Partisipan dalam penelitian merupakan remaja dari orang tua yang bercerai yang ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Teknik penggalian data yang digunakan peneliti adalah menggunakan wawancara dengan jenis semistandardized interview. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah theory driven. Teknik pemantapan kredibilitas yang digunakan peneliti adalah triangulasi data dimana peneliti akan melakukan wawancara lebih dari satu partisipan dan significant other. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa remaja dari orang tua yang bercerai mampu untuk berhubungan baik dengan orang lain, walaupun partisipan masih merasakan dampak dari perceraian orang tua. kemampuan tersebut ditunjukan dengan terpenuhinya lebih dari setengah dimensi kompetensi interpersonal. Remaja dapat melalui dinamika perceraian orang tua dengan baik, sehingga kemampuan interpersonal mereka tetap baik.
Berg, B. L. (2009). Qualitative Research Methods for the Social Science 7th Edition (7th ed.). Pearson International Edition.
Buhrmester, D., Furman, W., Wittenberg, M. T., & Reis, H. T. (1988). Five Domains of Interpersonal Competence in Peer Relationships. 18.
Cooper, H., Camic, P. M., Long, D. L., Panter, A. T., Rindskopf, D., & Sher, K. J. (2012). APA Handbook of Research Methods in Psychology Volume 2 Research Designs: Quantitative, Qualitative, Neuropsychological, and Biological (Vol. 2). American Psychological Association.
Dewi & Herdiyanto. (2018). Dinamika Penerimaan Diri pada Remaja Broken Home di Bali. Jurnal Psikologi Udayana, 211–220.
Diananda, A. (2019). Psikologi Remaja dan Permasalahannya. Journal ISTIGHNA, 1(1), 116–133. https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
Hasanah, U. (2020). PENGARUH PERCERAIAN ORANGTUA BAGI PSIKOLOGIS ANAK. AGENDA: Jurnal Analisis Gender dan Agama, 2(1), 18. https://doi.org/10.31958/agenda.v2i1.1983
Havighurst, R. J. (1956). Research on the Developmental-Task Concept. The School Review, 64(5), 215–223. https://doi.org/10.1086/442319
Howe, T. R. (2011). Marriages & Families in the 21st Century: A Bioecological Approach. Wiley-Blackwell. https://doi.org/10.1002/9781444344714
Kenny, M. E., & Rice, K. G. (1995). Attachment to Parents and Adjustment in Late Adolescent College Students: Current Status, Applications, and Future Considerations. The Counseling Psychologist, 23(3), 433–456. https://doi.org/10.1177/0011000095233003
Kobandaha, I. M. (2019). Keluarga Sebagai Basis Pendidikan Karakter. 12.
Mason, W. A., Hitch, J. E., & Spoth, R. L. (2009). Longitudinal Relations Among Negative Affect, Substance Use, and Peer Deviance During the Transition From Middle to Late Adolescence. Substance Use & Misuse, 44(8), 1142–1159. https://doi.org/10.1080/10826080802495211
McLean, K. C. (2005). Late Adolescent Identity Development: Narrative Meaning Making and Memory Telling. Developmental Psychology, 41(4), 683–691. https://doi.org/10.1037/0012-1649.41.4.683
Mone, H. F. (2019). Dampak perceraian orang tua terhadap perkembangan psikososial dan prestasi belajar. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 6(2), 155–163. https://doi.org/10.21831/hsjpi.v6i2.20873
Praptomojati, A. (2018). Dinamika Psikologis Remaja Korban Perceraian: Sebuah Studi Kasus Kenakalan Remaja. Jurnal Ilmu Perilaku, 2(1), 1. https://doi.org/10.25077/jip.2.1.1-14.2018
Rohmiyati, Y. (2019). Faktor-Faktor Pembentuk Tacit Knowledge pada Individu. Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi, 3(2), 185–189.