TRADISI KORONGTIGI ORANG SAYYE’  DI KECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO

Andini  Ramadani; Dimas  Ario Sumilih

doi:10.54443/siwayang.v1i4.448

Authors

Andini Ramadani Universitas Negeri Makassar
Dimas Ario Sumilih Universitas Negeri Makassar

DOI:

https://doi.org/10.54443/siwayang.v1i4.448

Keywords:

Tradisi, Masyarakat, Korongtigi, Sayye’

Abstract

Korongtigi adalah adat di Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang dilaksanakan sehari sebelum pernikahan. Dalam bahasa Bugis, Korontigi disebut mappaccing. Korontigi adalah formalitas sebelum menikah. Perkawinan sah tanpa Korontigi. Namun adat setempat mewajibkan korontigi. Sesuai adat, Korontigi harus dilaksanakan sehari sebelum pernikahan. Sesuai adat daerah tersebut, sebelum upacara pernikahan berlangsung harus ada yang disebut Korontigi agar disakralkan. Suci dalam arti suci. Perkawinan menjadi lebih sakral ketika ijab dan ikrar perkawinan yang diberikan dipenuhi. Penelitian untuk melakukan penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, dan penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan secara deskriptif dengan menggunakan data kualitatif. Dengan adanya penelitian ini, kami berharap dapat memberikan hasil dan menambah wawasan dan wawasan dari hasil penelitian saya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Sumarni. (2012). Pengaruh Hukum Islam Terhadap Pernikahan Adat di Kabupaten Jeneponto. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Sultan dan Mahmud, A. (2018). “Konsep Masyarakat Menurut Murtadha Muthahhar (Sebuah Kajian Filsafat Sosial)”. Ilmu Aqidah. 4(2): 269-284.

Arizona Y dan Cahyadi E. (2013). Adat and Indigeneity in Indonesia: Culture and Entitlements between Heteronomy and Self-Ascription Gottingen Studies in Cultural 7: 43.

Nonci St Johara. (2000). Pa'buntingan Studi Etnografi Tentang Upacara Perkawinan Adat Masyarakat Makassar. Universitas Airlangga.

Masinambow, E. K. M. (2010). Teori Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Budaya. In T. Christomy & U. Yuwono (Eds.), Semiotika Budaya (2nd ed.), Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya FIB Universitas Indonesia.

Nur Annisa. (2012). Tradisi Malam Mapaci Adat Makassar.

Encang Saepudin. (2015). Tingkat Budaya Membaca Masyarakat. Kajian Informasi dan Perpustakaan. 3(2): 271-282.

Rahmat PS. (2009). Penelitian Kualitatif. J Equilibrium. 5(9): 1-8.

Hadi S. (2016). Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif Pada Skripsi. J Ilmu Pendidik. 22(1): 74.

Bachri BS. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. J Teknol Pendidik. 10(1): 46-62.