RAI PAAR KATILAU: A MODEL OF VALUE TRANSFORMATION DO NOT WANT TO BE LEFT BEHIND IN STRENGTHENING THE SOCIO-ECONOMIC LIFE OF TIBO WOMEN IN KAWANGKOAN MARKET MINAHASA REGENCY
Main Article Content
Rai Paar Katilau literally means don't want to be left behind, is a cultural value that has a philosophical meaning that living people must do something good. In other words, this cultural value teaches Minahasa people in general to achieve the highest possible success while still alive. For Minahasa women, the call to work outside the home as a tibo workers is a manifestation of a sense of responsibility towards the family. This is also supported by the social system of society which does not question women working outside the home in the public sector with the aim of earning income. In the current era, the level of modernization and information is increasingly globalized, the success of the movement for women's emancipation and awareness of gender roles, the cultural values of Raai Paar Katilau are strengthening in the context of being called Awareness of the right to life from an economic aspect as well as various responsibilities for fulfilling the personal needs of women and tibo worker do their jobs and what and how they work. This research uses qualitative methods, the author's data is obtained through observation techniques and in-depth interviews. In order to match the data with the real situation, the triangulation technique is used.
Abdullah, I. (2004). Berbagai Masalah Yang Dihadapi Oleh Usaha Simpan Pinjam Koperasi Sebagai Lembaga Keuangan Mikro. Jurnal, Infokop Nomor, 24.
Adam, L. (1925). [UIT EN OVER DE MINAHASA.] VI. ZEDEN EN GEWOONTEN EN HET DAARMEDE SAMENHANGEND ADATRECHT VAN HET MINAHASSISCHE VOLK. Bijdragen Tot de Taal-, Land-En Volkenkunde van Nederlandsch-Indië, 3/4de Afl, 424–499.
Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo.
Graafland, N., & Montolalu, L. R. (1991). Minahasa: negeri, rakyat, dan budayanya. ICON Group International.
Ihromi, T. O. (1995). Kajian wanita dalam pembangunan. Yayasan Obor Indonesia.
Kartasasmita, G. (1995). Pemberdayaan Masyarakat: sebuah tinjauan administrasi. Universitas Brawijaya.
Lestari, E. D. (2007). Analisis daya saing, strategi dan prospek industri jamu di Indonesia. Institut Pertanian Bogor.
Lips, H. M. (1993). Sex dan Gender an: Introduction. Mayfield Publishing Company.
Manoppo-Watupongoh, G. (2014). Wanita Minahasa. Antropologi Indonesia.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Cetakan Ketiga Puluh Delapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pratiknjo, M. H. (2008). Status dan Kedudukan Wanita Manado Dalam Masyarakat.
Pratiknjo, M. H. (2012). Masyarakat Multikultural Bentuk dan Pola Interaksi dalam Dinamika Kehidupan Sosial. Yayasan Serat Manado.
Pratiknjo, M. H. (2016a). Identitas dan bentuk-bentuk budaya lokal masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud di daerah perbatasan Indonesia-Filipina. Antropologi Indonesia, 37(1), 29.
Pratiknjo, M. H. (2016b). Nilai Budaya Bekerja Orang Manado. Universitas Sam Ratulangi.
Pratiknjo, M. H., Rompas, J., Mocodompis, F., & Sumampouw, N. S. A. (2012). Wanita Minahasa Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Pusat Kajian Komunitas Adat dan Budaya Bahari Yayasan Marin-CRC Manado.
Rudjito. (2003). Strategi pengembangan UMKM Berbasis Sinergi Bisnis, dalam Makalah yang disampaikan pada seminar peran perbankan dalam memperkokoh ketahanan nasional kerjasama Lemhanas RI dengan BRI.
Sumartono, S. (2022). Kajian Etnomatematika Pada Motif Kain Tenun Nusa Tenggara Timur Untuk Pembelajaran Tingkat Dasar. Sibatik Journal: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan, 2(1), 281–288. https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i1.546
Syihab Ulin Nuha, J. ., & Hartono, B. . (2022). Strategi Bisnis Untuk Menghadapi Persaingan Masa Kini Pada Umkm Rintisan (Studi Pada Bisnis Umkm Kopi Bubuk Jack.Id Kabupaten Temanggung). Sibatik Journal: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan, 1(6), 867–878. https://doi.org/10.54443/sibatik.v1i6.102
Wilson, H. T. (1989). Sex and gender: Making cultural sense of civilization (Vol. 24). Brill.